KERAJINAN
DARI BAHAN KERAS
- Produksi Kerajinan Ukir Kayu
1. Merancang Produk Kerajinan Ukir Kayu
Merancang sering kita kenal dengan istilah ”desain”.
Jadi dalam hal ini merancang gambar desain awal dalam membuat sebuah produk
kerajinan sebelum dibuat. Adapun kelengkapan dalam gambar rancangan tersebut
sebaiknya mencakup: gambar tampak depan, tampak samping dan tampak atas serta
ukurannya yang jelas. Selain itu, harus ada gambar potongannya dan gambar
perspektifnya. Kelengkapan gambar tersebut diharapkan memudahkan perajin yang
akan mengerjakan produk kerajinan tersebut, tidak kesulitan dan tidak terjadi
kesalahan.
2. Bahan Pendukung Produk Kerajinan Ukir Kayu
Bahan yang digunakan untuk membuat karya kerajinan ukir kayu harus
diperhatikan, baik dari jenis kayu ataupun dari kualitas tekstur kayunya,
karena akan memengaruhi dan menentukan hasil dari produk yang akan dibuat.
Tidak semua bahan kayu dapat diukir dengan kualitas standar. Bahan ukiran kayu
harus dipilih jenis kayu yang memiliki serat padat, lurus, tidak terlalu keras,
dan tidak mudah pecah serta kembang susutnya rendah.
Jenis kayu yang baik untuk
pekerjaan ukiran dan yang biasa digunakan di sentra-sentra ukiran di Indonesia
antara lain: kayu jati, mahoni, cendana, eboni.
3. Alat Pendukung Produk Kerajinan
Ukir Kayu
Peralatan yang digunakan untuk produksi kerajinan kayu
harus standar dan sesuai dengan fungsinya. Jika benda yang akan dikerjakan
produk ukiran, maka yang digunakan adalah seperangkat peralatan ukir. Jika
untuk kerja sekrol maka peralatan sekrol yang digunakan. Alat finishing
disesuaikan juga dengan teknik dan bahan finishing apa yang akan digunakan.
Berikut ini merupakan contoh bahan dan alat yang
digunakan untuk pembuatan karya kerajinan ukir kayu.
a. Pahat Ukir
b. Palu Kayu
c. Meja
Kerja
d. Klem
e. Sikat
Ijuk
f. Mesin
Sekrol
g. Pensil
h. Penggaris
i. Kertas
Gambar
j. Lem
Kayu
k. Kertas Ampelas
l. Gergaji
Belah
m. Ketam Tangan
n. Meteran
o. Bor
4. Keselamatan Kerja
Keselamatan
kerja merupakan sikap pada saat kita bekerja. Hal ini berhubungan dengan cara
memperlakukan alat dan bahan kerja, serta bagaimana mengatur alat dan benda
kerja yang baik dan aman karena berhubungan dengan orang atau manusianya.
Perlengkapan dan manfaat kesehatan dan keselamatan kerja dalam kerja ukir
antara lain seperti berikut.
a. Sebelum bekerja hendaknya
memastikan terlebih dahulu tentang ruangan yang bersih dan terang serta
fentilasi udara yang cukup supaya ruang kerja menjadi nyaman.
b. Pakailah pakaian kerja untuk
melindungi dan menghindari kotoran kayu pada saat kerja ukir.
c.
Pakailah sepatu kerja, pada saat kerja ukir agar terhindar dari
kecelakaan/terkena pahat apabila jatuh dari meja kerja.
d. Jika
perlu, pakailah kaos tangan, terutama pada waktu kita sedang mengasah pahat dan
merawat pahat agar tangan kita tidak terluka dan tidak kotor.
e. Masker, digunakan pada
waktu kita sedang membersihkan ukiran, pengamplasan dan finishing.
f. Jika sedang bekerja tidak
diperkenankan bergurau/bercanda, karena dikawatirkan akan terjadi kecelakaan
kerja.
g. Atur yang
rapi pahat ukir di atas meja sehingga tidak berantakan dan akan memudahkan
ketika memilih pahat saat bekerja.
h. Jika sudah selesai
bekerja, kita wajib membersihkan kotoran sisa pahatan kemudian mengembalikan
pahat pada tempatnya.
i. Limbah
dikelola dengan baik.
5. Proses Produksi Kerajinan
Ukir Kayu
Proses
kerja dilakukan sesuai prosedur yang benar sehingga dapat menghindari
kesalahan-kesalahan dan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut adalah
langkah-langkah kerja yang harus dilakukan ketika akan melakukan kerja
mengukir.
a.
Penyiapan bahan
Prinsip kegiatan penyiapan bahan adalah menyiapkan
kayu yang akan diukir sesuai ukuran yang ditentukan. Kegiatan ini meliputi
mengukur, memotong, dan menghaluskan permukaan kayu.
b.
Penyiapan alat
Prinsip kegiatan penyiapan alat adalah memilih alat
yang akan digunakan dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai sehingga
benar-benar siap digunakan untuk mengukir. Alat yang tumpul harus diasah hingga
tajam.
c.
Membuat Rancangan/Gambar Kerja
Sebelum menentukan benda kerja/produk terlebih dahulu
mendesain karya kerajinan yang akan dibuat. Pelajarilah beberapa motif yang
bisa diukir serta di mana penerapannya. Hal ini dapat diawali dengan belajar
membuat sketsa-sketsa desain yang paling sederhana yaitu dengan motif-motif
geometris dan penerapannya.
d.
Menyiapkan Pola
Prinsip penyiapan pola adalah menyiapkan atau membuat
gambar sesuai bentuk dan ukuran yang akan diukir. Gambar pola ini sekaligus
akan digunakan sebagai acuan/pedoman untuk kerja mengukir supaya bentuk dan
ukuran tidak menyimpang dari ketentuan.
e.
Menempel Pola pada Papan yang Sudah Disiapkan
Setelah proses memola selesai, maka langkah
selanjutnya adalah menempel pola pada papan yang sudah disiapkan. Caranya :
papan diberi lem secukupnya dan diratakan, pola direkatkan pada papan yang
sudah diberi lem, dari satu tepi ke tepi yang lain kemudian pola ditekan
pelan-pelan hingga posisi gambar rata, halus dan tepat.
f.
Menyekrol (krawangan)
Menyekrol adalah proses melubang/memotong motif
menjadi tembus yang sering disebut ukir krawangan. Proses ini tidak selalu
dilakukan dalam proses mengukir, bergantung pada keinginan dalam membentuk
ukirannya. apakah menginginkan ukiran krawangan atau tidak.
g.
Memahat Awal (getak’i)
Permulaan pekerjaan mengukir adalah membuat “bukaan”
ukiran. Bukaan adalah membentuk ukiran secara garis besar dan dalam keadaan
kasar dan global. Pada tahapan ini, diperlihatkan arah dan bentuk ukiran,
seperti: bentuk bulat, cekung, tinggi atau rendah sebatas getakan garis pola
sehingga jika gambar atau pola yang telah ditempel terkelupas, motifnya tidak
hilang.
h.
Memahat Bagian Dasaran (lemahan)
Memahat pada dasaran/ lemahan dilakukan apabila ukirannya
tidak tembus/ krawangan, sehingga motifnya akan terlihat jika lemahannya sudah
selesai di buat. Ini salah satu contoh proses lemahan pada bidang ukiran motif
yang lain.
i.
Membentuk ukiran
Proses ini merupakan proses pembentukan tinggi
rendahnya motif, atau timbul cekungnya motif sehingga membentuk sebuah ukiran
yang indah dan menarik.
j.
Memberi Benangan (Coretan) pada Motif
Membuat garis-garis pecahan pada ukiran yang sudah
terbentuk secara halus sesuai dengan gambar, sehingga bentuk lebih hidup,
dinamis termasuk bentuk cawenannya.
k.
Mengampelas (menghaluskan)
Pengampelasan dilakukan setelah proses mengukir
selesai. Pengampelasan harus dilakukan dengan hati-hati karena jika pengampelasan
dilakukan sembarangan, pengampelasan akan merusak bentuk ukiran yang sudah
bagus. Pemilihan kasar halusnya kertas ampelas juga harus benar, jangan sampai
ukiran yang sudah halus kemudian rusak akibat penggunaan kertas ampelas yang
kasar.
l.
Finishing
Finishing sangat menentukan hasil akhir dari pembuatan karya
ukiran. Oleh karena itu tahap ini harus dilakukan secara hati-hati dan benar
supaya hasil akhir menjadi lebih baik. Finishing merupakan proses penyelesaian
akhir sebuah pekerjaan. Finishing pada contoh proses berkarya di atas dapat menggunakan bahan
politur teknik kuas dan oles. Jika prosesfinishing selesai dilanjutkan dengan pemasangan gantungan.
Sumber : http://storycontinueaboutlearning.blogspot.co.id/2016/03/normal-0-false- false-false-en-us-x-none.html
Waktu Akses : 11 Februari 2017, 07.33