Sabtu, 11 Februari 2017

Perawatan Produk Kerajinan dari Bahan Keras


   KERAJINAN DARI BAHAN KERAS

  •   Perawatan Produk Kerajinan dari Bahan Keras


   1.     Perawatan Produk Kerajinan Ukir Kayu
Indonesia sangat kaya dengan produk kerajinan dari bahan kayu, baik dari macam kayu yang digunakan maupun aneka ragam produk kerajinannya. Berbagai produk kerajinan kayu, baik kayu mentah atau kayu hasil finishing perlu perawatan yang baik dan tepat. Material kayu mudah menyerap air, minyak, bahkan debu. Maka furnitur atau aksesori rumah, seperti patung, pigura, mangkuk hias, dan lain-lain sebaiknya senantiasa mendapat perawatan rutin. Cara melindungi dan merawat kerajinan kayu bergantung pada kondisinya apakah kayu yang masih mentah (belum dilapisi) atau kayu yang sudah dilapis (finishing) untuk merawat kedua kondisi kayu itu tentu beda perlakuan perawatan kayu bisa memakai bahan pembersih dari pabrik atau bahan tradisional.

   2.     Perawatan Kerajinan Logam
Logam dengan finishing warna apa pun termasuk yang mengilap (polish) sebenarnya tidak perlu perawatan yang rumit. Pada dasarnya, produk kerajinan logam ada yang di tambah finishing coating dan ada yang tidak. Finishing clear coating ini digunakan untuk menjaga agar warna tidak mudah berubah dan tahan terhadap cuaca sehingga kerajinan logam cocok untuk digunakan di luar maupun di dalam ruangan. Kerajinan logam,tembaga, kuningan maupun aluminium yang telah di-finishing dapat menjaga warna walaupun digunakan sebagai tempat air atau digunakan bersama detergen.
Perlidungan produk kerajinan logam yang mutlak harus dilakukan adalah menghindari terkena air garam dan zat asam. Karena jika unsur-unsur kimia tersebut menempel pada lapisan coating dalam intesitas yang tinggi dan kontinyu air garam dan zat asam tersebut akan merusak lapisan coating dan kemudian mengubah warna logam baik itu tembaga maupun kuningan yang biasanya akan berubah warna ke warna hijau antik (green patina). Tentu saja ini tidak hanya berlaku kepada logam tetapi juga terhadap semua jenis barang seperti produk furnitur, kayu, besi, dan plastik. Walaupun demikian, kerajinan logam tembaga dan kuningan tetap dapat mengambil nilai positif (antik) dari proses oksidasi alami ini. Tembaga dan kuningan tidak akan rusak dan hancur, melainkan akan makin menaikkan nilai seni produk. Produk kerajinan logam (terutama finishing polish) yang tidak menggunakan coating, dapat menggunakan lansol (batu hijau) atau braso kemudian diselep atau diusap-usap, maka produk akan mengkilap lagi.


Waktu Akses : 11 Februari 2017,  10.19

Pengemasan Produk Kerajinan dari Bahan Keras


   

KERAJINAN DARI BAHAN KERAS

  •    Pengemasan Produk Kerajinan dari Bahan Keras

Pada materi kerajinan dari bahan lunak, kamu sudah mempelajari tentang pengemasan produk kerajinan dari bahan keras. Diharapkan kamu dapat mengeksplorasi lebih jauh berbagai macam pengemasan produk kerajinan dari bahan keras yang ada di daerahmu serta di wilayah Nusantara.
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perancangan kemasan. Pertama, kemasan harus menarik. Kalau kemasan tidak atau kurang menarik, kemasan akan kehilangan fungsinya karena suatu produk harus bersaing dengan sejumlah produk lainnya dalam kategori yang sama di tempat penjualan. Salah satu cara membuat kemasan yang menarik adalah dengan penggunaan warna yang cermat, warnalah yang pertama kali terlihat bila produk berada di tempat penjualan. Warna yang terang akan lebih terlihat dari jarak jauh karena memiliki daya tarik dan dampak yang lebih besar. Kedua, isi (contents) kemasan harus dapat memberikan informasi dan daya tarik tentang barang yang dikemas.



Sumber :  http://storycontinueaboutlearning.blogspot.co.id/2016/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Waktu Akses : 11 Februari 2017, 09.10

Produksi Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan




KERAJINAN DARI BAHAN KERAS

  •   Produksi Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan

Teknik ukir tekan adalah teknik membuat hiasan di atas permukaan pelat logam dengan cara ditekan menggunakan alat sodet. Alat yang biasa digunakan untuk ukir tekan ini dibuat dari bahan tanduk sapi atau kerbau yang telah dibentuk sesuai kebutuhan ukir tekan. Jika tanduk sulit didapat, dapat digunakan bambu ataupun kayu.
Prosedur pembuatan karya kerajinan logam teknik ukir tekan dapat digambarkan pada diagram berikut ini.
      1. Merancang Produk Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan
Merancang sering kita kenal dengan istilah “desain”. Jadi, dalam hal ini, desain sebagai gambar rancangan awal dalam membuat sebuah produk. Pembuatan desain karya kerajinan logam dengan teknik ukir tekan ini dapat menggunakan bahan kertas tipis dengan alat pensil.

      2. Bahan Pendukung Produk Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan
Bahan yang digunakan untuk membuat karya kerajinan ukir tekan harus diperhatikan, baik dari jenis logam ataupun dari kualitasnya. karena akan memengaruhi dan menentukan hasil dari produk yang akan dibuat. Jenis logam yang sering digunakan untuk kerajinan dengan teknik ukir tekan adalah plat tembaga. Untuk memudahkan pengerjaannya, pilihlah plat tembaga dengan ukuran 0,2 mm. Apabila didaerah kamu tidak ditemukan plat tembaga, kamu dapat menggunakan alternatif bahan lainnya.
Adapun bahan finishing yang digunakan untuk teknik tekan ini adalah SN dan H2 SO4. Bahan tersebut dapat dibeli di toko-toko kimia atau di toko khusus cetak logam.

      3. Alat Pendukung Produk Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan
Peralatan yang digunakan harus standar dan sesuai dengan fungsinya. Berikut ini merupakan contoh peralatan yang digunakan untuk pembuatan karya kerajinan ukir tekan.
a. Mistar
b. Palu kayu berujung paku
c. Satu set alat ukir tekan
d. Gunting
e. Pensil
f. Landasan/Spons
g. Pinset
h. Pembentuk sudetan besar
i. Pembentuk sudetan kecil
j. Pembentuk penguku.

4. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan sikap pada saat kita bekerja. Hal ini berhubungan dengan cara memperlakukan alat dan bahan kerja, serta bagaimana mengatur alat dan benda kerja yang baik dan aman karena berhubungan dengan orang atau manusianya.
Perlengkapan dan manfaat keselamatan kerja dalam kerja ukir tekan antara lain seperti gambar berikut.
a.  Sebelum bekerja, hendaknya kamu memastikan terlebih dahulu tentang ruangan yang bersih dan terang serta fentilasi udara yang cukup supaya ruang kerja menjadi nyaman.
b.  Pakailah pakaian kerja, untuk melindungi dan menghindari kotoran logam pada saat kerja ukir tekan.
c.  Pakailah sepatu kerja, pada saat kerja ukir harus memakai sepatu agar terhindar dari kecelakaan kerja.
d.  Pakailah kaos tangan, terutama pada waktu kita sedang melakukanfinishing dengan menggunakan bahan kimia.
e.  Masker, digunakan pada waktu kita sedang membersihkan ukiran, dan finishing.
f.   Jika sedang bekerja, tidak diperkenankan bergurau/ bercanda karena dikawatirkan akan terjadi kecelakaan kerja.
g.  Jika sudah selesai bekerja kita wajibkan untuk membersihkan kotoran, kemudian mengembalikan peralatan pada tempatnya.

5. Proses Produksi Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan
Proses kerja dilakukan sesuai prosedur yang benar sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan dan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut adalah langkah-langkah kerja yang harus dilakukan ketika akan melakukan kerja ukir tekan.
     a.      Penyiapan Bahan
     b.      Penyiapan Alat
     c.      Membuat Rancangan atau Gambar
     d.      Menempel Pola Pada Papan yang Telah Disiapkan
     e.      Membuat Garis-Garis Out Line
     f.      Proses Pencembungan
     g.      Membuat Teksture
     h.      Finishing


Waktu Akses : 11 Februari 2017, 07.45

Produksi Kerajinan Ukir Kayu








KERAJINAN DARI BAHAN KERAS


  • Produksi Kerajinan Ukir Kayu


   1.     Merancang Produk Kerajinan Ukir Kayu
Merancang sering kita kenal dengan istilah ”desain”. Jadi dalam hal ini merancang gambar desain awal dalam membuat sebuah produk kerajinan sebelum dibuat. Adapun kelengkapan dalam gambar rancangan tersebut sebaiknya mencakup: gambar tampak depan, tampak samping dan tampak atas serta ukurannya yang jelas. Selain itu, harus ada gambar potongannya dan gambar perspektifnya. Kelengkapan gambar tersebut diharapkan memudahkan perajin yang akan mengerjakan produk kerajinan tersebut, tidak kesulitan dan tidak terjadi kesalahan.
   2.     Bahan Pendukung Produk Kerajinan Ukir Kayu
     Bahan yang digunakan untuk membuat karya kerajinan ukir kayu harus diperhatikan, baik dari jenis kayu ataupun dari kualitas tekstur kayunya, karena akan memengaruhi dan menentukan hasil dari produk yang akan dibuat. Tidak semua bahan kayu dapat diukir dengan kualitas standar. Bahan ukiran kayu harus dipilih jenis kayu yang memiliki serat padat, lurus, tidak terlalu keras, dan tidak mudah pecah serta kembang susutnya rendah.
              Jenis kayu yang baik untuk pekerjaan ukiran dan yang biasa digunakan di sentra-sentra ukiran di Indonesia antara lain: kayu jati, mahoni, cendana, eboni.

   3.    Alat Pendukung Produk Kerajinan Ukir Kayu
Peralatan yang digunakan untuk produksi kerajinan kayu harus standar dan sesuai dengan fungsinya. Jika benda yang akan dikerjakan produk ukiran, maka yang digunakan adalah seperangkat peralatan ukir. Jika untuk kerja sekrol maka peralatan sekrol yang digunakan. Alat finishing disesuaikan juga dengan teknik dan bahan finishing apa yang akan digunakan.
Berikut ini merupakan contoh bahan dan alat yang digunakan untuk pembuatan karya kerajinan ukir kayu.
     a.     Pahat Ukir
     b.     Palu Kayu
     c.     Meja Kerja
     d.     Klem
     e.     Sikat Ijuk
     f.     Mesin Sekrol
     g.     Pensil
     h.     Penggaris
     i.      Kertas Gambar
     j.      Lem Kayu
     k.     Kertas Ampelas
     l.      Gergaji Belah
     m.    Ketam Tangan
     n.     Meteran
     o.     Bor

   4.    Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan sikap pada saat kita bekerja. Hal ini berhubungan dengan cara memperlakukan alat dan bahan kerja, serta bagaimana mengatur alat dan benda kerja yang baik dan aman karena berhubungan dengan orang atau manusianya. Perlengkapan dan manfaat kesehatan dan keselamatan kerja dalam kerja ukir antara lain seperti berikut.
a.  Sebelum bekerja hendaknya memastikan terlebih dahulu tentang ruangan yang bersih dan terang serta fentilasi udara yang cukup supaya ruang kerja menjadi nyaman.
b.  Pakailah pakaian kerja untuk melindungi dan menghindari kotoran kayu pada saat kerja ukir.
c. Pakailah sepatu kerja, pada saat kerja ukir agar terhindar dari kecelakaan/terkena pahat apabila jatuh dari meja kerja.
d.     Jika perlu, pakailah kaos tangan, terutama pada waktu kita sedang mengasah pahat dan merawat pahat agar tangan kita tidak terluka dan tidak kotor.
e.  Masker, digunakan pada waktu kita sedang membersihkan ukiran, pengamplasan dan finishing.
f.  Jika sedang bekerja tidak diperkenankan bergurau/bercanda, karena dikawatirkan akan terjadi kecelakaan kerja.
g.    Atur yang rapi pahat ukir di atas meja sehingga tidak berantakan dan akan memudahkan ketika memilih pahat saat bekerja.
h.   Jika sudah selesai bekerja, kita wajib membersihkan kotoran sisa pahatan kemudian mengembalikan pahat pada tempatnya.
i.      Limbah dikelola dengan baik.

   5.    Proses Produksi Kerajinan Ukir Kayu
Proses kerja dilakukan sesuai prosedur yang benar sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan dan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut adalah langkah-langkah kerja yang harus dilakukan ketika akan melakukan kerja mengukir.
a. Penyiapan bahan
Prinsip kegiatan penyiapan bahan adalah menyiapkan kayu yang akan diukir sesuai ukuran yang ditentukan. Kegiatan ini meliputi mengukur, memotong, dan menghaluskan permukaan kayu.
b. Penyiapan alat
Prinsip kegiatan penyiapan alat adalah memilih alat yang akan digunakan dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai sehingga benar-benar siap digunakan untuk mengukir. Alat yang tumpul harus diasah hingga tajam.

c. Membuat Rancangan/Gambar Kerja
Sebelum menentukan benda kerja/produk terlebih dahulu mendesain karya kerajinan yang akan dibuat. Pelajarilah beberapa motif yang bisa diukir serta di mana penerapannya. Hal ini dapat diawali dengan belajar membuat sketsa-sketsa desain yang paling sederhana yaitu dengan motif-motif geometris dan penerapannya.

d. Menyiapkan Pola
Prinsip penyiapan pola adalah menyiapkan atau membuat gambar sesuai bentuk dan ukuran yang akan diukir. Gambar pola ini sekaligus akan digunakan sebagai acuan/pedoman untuk kerja mengukir supaya bentuk dan ukuran tidak menyimpang dari ketentuan.

e. Menempel Pola pada Papan yang Sudah Disiapkan
Setelah proses memola selesai, maka langkah selanjutnya adalah menempel pola pada papan yang sudah disiapkan. Caranya : papan diberi lem secukupnya dan diratakan, pola direkatkan pada papan yang sudah diberi lem, dari satu tepi ke tepi yang lain kemudian pola ditekan pelan-pelan hingga posisi gambar rata, halus dan tepat.

f. Menyekrol (krawangan)
Menyekrol adalah proses melubang/memotong motif menjadi tembus yang sering disebut ukir krawangan. Proses ini tidak selalu dilakukan dalam proses mengukir, bergantung pada keinginan dalam membentuk ukirannya. apakah menginginkan ukiran krawangan atau tidak.

g. Memahat Awal (getak’i)
Permulaan pekerjaan mengukir adalah membuat “bukaan” ukiran. Bukaan adalah membentuk ukiran secara garis besar dan dalam keadaan kasar dan global. Pada tahapan ini, diperlihatkan arah dan bentuk ukiran, seperti: bentuk bulat, cekung, tinggi atau rendah sebatas getakan garis pola sehingga jika gambar atau pola yang telah ditempel terkelupas, motifnya tidak hilang.

h. Memahat Bagian Dasaran (lemahan)
Memahat pada dasaran/ lemahan dilakukan apabila ukirannya tidak tembus/ krawangan, sehingga motifnya akan terlihat jika lemahannya sudah selesai di buat. Ini salah satu contoh proses lemahan pada bidang ukiran motif yang lain.

i. Membentuk ukiran
Proses ini merupakan proses pembentukan tinggi rendahnya motif, atau timbul cekungnya motif sehingga membentuk sebuah ukiran yang indah dan menarik.

j. Memberi Benangan (Coretan) pada Motif
Membuat garis-garis pecahan pada ukiran yang sudah terbentuk secara halus sesuai dengan gambar, sehingga bentuk lebih hidup, dinamis termasuk bentuk cawenannya.

k. Mengampelas (menghaluskan)
Pengampelasan dilakukan setelah proses mengukir selesai. Pengampelasan harus dilakukan dengan hati-hati karena jika pengampelasan dilakukan sembarangan, pengampelasan akan merusak bentuk ukiran yang sudah bagus. Pemilihan kasar halusnya kertas ampelas juga harus benar, jangan sampai ukiran yang sudah halus kemudian rusak akibat penggunaan kertas ampelas yang kasar.

l. Finishing
Finishing sangat menentukan hasil akhir dari pembuatan karya ukiran. Oleh karena itu tahap ini harus dilakukan secara hati-hati dan benar supaya hasil akhir menjadi lebih baik. Finishing merupakan proses penyelesaian akhir sebuah pekerjaan. Finishing pada contoh proses berkarya di atas dapat menggunakan bahan politur teknik kuas dan oles. Jika prosesfinishing selesai dilanjutkan dengan pemasangan gantungan.


Sumber :  http://storycontinueaboutlearning.blogspot.co.id/2016/03/normal-0-false-    false-false-en-us-x-none.html

Waktu Akses : 11 Februari 2017, 07.33

Perencanaan Proses Produksi Kerajinan dari Bahan Keras



KERAJINAN DARI BAHAN KERAS


  • Perencanaan Proses Produksi Kerajinan dari Bahan Keras

Perencanaan produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai keunikan (uniqueness) dan estetika (keindahan), sementara dalam pemenuhan fungsinya lebih menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat fisik (fisiologis), misalnya: benda-benda pakai, perhiasan, furnitur, dan sandang.
Pada materi kerajinan dari bahan lunak, kamu sudah mempelajari tentang perencanaan proses produksi kerajinan dari bahan lunak. Diharapkan kamu dapat mengeksplorasi lebih jauh berbagai macam perencanaan proses produksi kerajinan dari bahan keras yang ada di daerah kamu serta di wilayah Nusantara.

a. Pengelolaan Sumber Daya Usaha
Pada materi produk kerajinan dari bahan lunak, kamu telah mempelajari tentang pengelolaan sumber daya usaha yang meliputi enam tipe sumber daya (Man, Money, Material, Maching, Method, danMarket). Berdasarkan konsep enam tipe sumber daya tersebut, kamu diharapkan dapat menganalisis dengan menggunakan buku referensi atau melalui media informasi/internet tentang pengelolaan sumber daya usaha pada produk kerajinan dari bahan keras yang ada di wilayah Nusantara.

b. Menentukan Fungsi dan Kualitas Produk Kerajinan
Kualitas karya kerajinan ditentukan oleh kualitas bahan, teknik pengerjaan, desain, dan nilai fungsi. Pemilihan bahan sangat penting karena bahan memiliki kekuatan, bentuk yang bervariasi, tekstur, serat, pori-pori, yang semua ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang kualitas bentuk dan estetik karya kerajinan. Teknik penciptaan yang baik dapat menentukan kesempurnaan bentuk karya. Aspek fungsi dapat menambah kenyamanan dan keamanan penggunaan produk kerajinan (ergonomi). Nilai estetik karya kerajinan dapat menambah kepuasan rasa indah bagi pemilik atau pemakai. Kerajinan mempunyai fungsi ganda selain fungsi praktis sekaligus sebagai fungsi hiasan.

c. Menentukan Segmentasi Pasar
Secara ekonomi kerajinan cukup menjanjikan dan memiliki peluang pasar yang mengembirakan. Apalagi ditunjang dengan melimpahnya bahan baku, tenaga kerja yang relatif murah dibandingkan dengan hal yang sama di negara lain, sehingga dapat menekan biaya produksi. Penambahan ragam hias dan warna yang beraneka ragam menambah nilai estetik dan sekaligus dapat meningkatkan nilai ekonomi produk tersebut. Sentuhan estetik pada produk kerajinan sangat diperlukan untuk mengangkat citra kerajinan. Untuk menentukan produk kerajinan yang akan diproduksi, kita harus memperhatikan selera pasar.

d. Menentukan Bahan/Material Produksi Kerajinan
Pemilihan bahan/material dalam pembuatan karya kerajinan sangat penting karena material akan mendukung nilai bentuk, kenyamanan terutama dalam menggunakan benda terapan dan juga akan mempengaruhi kualitas barang tersebut.
Pada materi kerajinan dari bahan lunak, kamu sudah mempelajari tentang menentukan bahan/ material produksi kerajinan dari bahan lunak. Diharapkan kamu dapat mengeksplorasi lebih jauh berbagai bahan/material produksi kerajinan dari bahan keras yang ada di daerah kamu serta di wilayah Nusantara.

e. Menentukan Teknik Produksi
Beberapa jenis kerajinan membutuhkan alat dan keterampilan khusus untuk mewujudkannya. Teknik produksi kerajinan disesuaikan dengan bahan, alat , dan cara yang digunakan.
Pembuatan produk-produk kerajinan yang menggunakaan bahan keras alami dapat dilakukan dengan teknik-teknik berikut.
1) Teknik pahat
2) Teknik ukir
3) Teknik konstruksi atau sambungan
4) Teknik raut
5) Teknik bubut dan sebagainya


Waktu Akses : 11 Februari 2017, 07.15